PILIHAN POLA GAYA HIDUP

Setiap orang mempunyai pilihan standard ukuran yang digunakan sebagai dasar patokan didalam melakukan kegiatan aktivitas mereka masing-masing. Hal ini juga terkait dengan gaya dan pilihan kita didalam melakukan kegiatan usaha Jasa maupun Profesi yang geluti, dimana untuk Penulis, standard patokannya adalah lebih memilih dan menyenangi Pola Hidup Gaya Yang Lebih Bebas Merdeka- Self-Employed Non-konventional, dengan mengutamakan Kwalitas Hidup dengan Fleksible Time (Waktu yang Fleksibel)  dan tidak mau terikat dan terkungkung didalam Ruang Cubical dari Pagi Jam 8 hingga Jam 5 Sore.IMG_0441

  • Dengan demikian jika kita berdiskusi atau menanyakan kepada orang lain yang memakai standard ukuran yang berbeda maupun skala magnitude yang berbeda, maka tentunya, jawaban yang kita peroleh dari mereka adalah berbeda patokan dasar yang digunakan, patokan dasar mana tidak dapat diterapkan atau tidak Kompatibel dengan Pola dan Gaya hidup kita yang berbeda.

Terkait hal ini, standard Patokan Dasar yang terdapat didunia pada kenyataannya terdapat  berbagai macam ragam, dimana  dari pengalaman Penulis terdapat Pola  Gaya hidup yang  lebih mengutamakan gaya hidup yang “bebas dari Ambisi Jabatan”, dimana kelompok ini lebih Mengutamakan dan Memilih  “Kepuasan Profesi” menjalankan Jasa yang dia geluti dan bukan kepada Jabatan dalam suatu struktur organisasi, melainkan para profesi keahlian ini senang melakukan jasa keahlian yang dia kuasai dan senangi misalnya Profesi atau Tenaga Ahli yang senang membetulkan AC, Komputer, TV, Handphone, Mesin Cuci, Pompa Air maupun alat elektronik  lainnya untuk menafkahi hidupnya. Profesi ini juga ditemukan dalam profesi ahli masak kuliner, atau ahli menjahit baju, montir mobil. Mereka ini bisa membuat wadah sendiri maupun bersama dengan teman-temannya, yang pokok adalah dengan keahlian mereka mereka berusaha untuk menghidupi diri mereka mencari nafkah melalui memberikan jasa keahlian mereka kepada yang membutuhkan Jasa mereka ini dengan pembayaran yang disepakati bersama tergantung tingkat level jasa yang dibutuhkan. cropped-peta-1.jpg

  • Hal ini juga dialami oleh Profesi yang memberikan dan bergelut didalam bidang Jasa Hukum, dimana para profesi ini kepuasannya adalah bukan kepada Jabatan dalam suatu Struktur Organisasi,  melainkan lebih senang bergelut didalam menjalankan Profesi Hukum secara bebas dan independent tidak terikat dengan Jam kerja maupun ruangan tertentu. Dari kelompok Profesi Hukum ini menurut Penulis terdapat juga  kelompok seperti Penulis yang lebih menikmati untuk bekerja dengan Gaya Yang Lebih Fleksi – Time dan tidak terkungkung dalam suatu Kotak Cubikal Ruangan secara teus menerus,  melainkan bisa kerja di Cafe yang tersedia Wifi, sambil bekerja didepan Laptopnya maupun ditempat lainnya sesuai dengan mood dari Sang Lawyer tersebut.

Patokan dasar dari para profesi atau tenaga ahli ini yang dalam kenyataannya lebih memilih untuk tidak mengejar jabatan, merupakan tenaga informal dalam masyarakat, yang lebih memilih untuk lebih bebas dan tidak terlalu terikat dengan jam kerja kantor yang terbentuk di Gedung-gedung Perkantoran yang mengharuskan adanya disiplin Ketat waktu dari Jam 8 pagi sampai jam 5 Sore.

  • Adapun disisi lain dalam kehidupan yang nyata, kita lihat adanya kelompok yang masuk dalam   kategori yang memilih untuk berada dalam Organisasi atau Institusi maupun Perusahaan Yang Konvensional  yang terdiri dari  kelompok Individu yang memilih untuk bekerja di Kantor serta Ruangan yang terikat oleh Jam Kerja Yang Ketat, dimana biasanya para pekerja dalam kelompok ini, ada yang  secara tidak sadar terpendam dalam gaya hidup kerja yang mengikuti trend  eksklusif dengan membentuk suatu standar gaya hidup yang eksklusif misalnya  senantiasa bergaya pola hidup yang harus gonta-ganti mobil setiap tahun sebagai akibat “menjadi korban dari para Pebisnis Kendaraan” yang telah merubah fungsi mobil dari fungsi alat transportasi  beralih menjadi fungsi gengsi atau gagah-gagahan dengan senantiasa setiap tahun membuat Produk dan model Baru dari suatu merk Mobil, sehingga semua dana yang dikumpulkan dari hasil kerja dari para pekerja kelompok ini,  akan senantiasa dialokasikan kembali oleh para pekerja ekslusif untuk pembelian mobil  yang  model baru, yang  sebenarnya mobil mereka yang lama masih berfungsi. Yang lebih dilematis, adalah bahwa mobil mereka ini “tidak bebas” dari terkena “Macet yang makin parah terjadi di Ibukota Jakarta.

Pola hidup yang “serba Materialistis” ini pada akhirnya akan mengorbankan kwalitas hidup untuk dapat menikmati ketersedian keindahan alam  yang tersedia disekeliling kita pada  setiap hari, antara lain dimana kita kerap kali  lupa untuk menyediakan waktu  untuk dapat menikmati udara segar maupun pemandangan warna a102_1502wan dipagi hari, yang terjadi pada  saat dimulai terbitnya matahari dari kegelapan malam, maupun pemadangan dan susana alam di sore hari diluar Kungkungan Tembok Gedung atau Cubical Room.

Kenikmatan pemandangan alam ini hanyalah dapat kita dinikmati jika kita dapat mengalokasi waktu pada suatu hari untuk dapat menikmati pemandangan dan suasana indahnya pemandangan pada pagi hari,  siang maupun sore hari, tergantung dari niat kita untuk menikmati alam ini.

  • Berdasarkan hal ini Penulis merasakan bahwa ada baiknya kita mencari keseimbangan dalam kehidupan ini, dimana Pola Gaya Hidup termasuk Pola Gaya Kerja ini semuanya adalah menjadi pilihan dari kita masing-masing.

IMG_0927Adapun pilihan Pola Gaya Hidup yang lebih Fleksible dalam kaitan dengan waktu serta tempat kerja yang lebih longgar, kemungkinan didapatkan Penulis adalah dari pengalaman  sewaktu Penulis sekolah dasar di Sacred Heart School,  Peking dari kelas 1 sampai Kelas 4, dimana para gurunya sering membawa “kita para murid keluar Ruangan Kelas” untuk mendapatkan pelajaran misalnya mengenai tanaman yang berada diperkarangan dan lapangan sekDSC01463olah, dimana sekarang ini kalau di Jakarta, mirip dengan “Sekolah Citra Alam” dimana, ada porsi bagi para anak-anak sekolah untuk dikenalkan dengan pengenalan alam terbuka diluar kelas, dimana misalnya di Lombok, Penulis mengetahui dari berita di TV  terdapat  sekolah dimana muridnya mendapatkan pejaran berenang dilautan serta membaca buku diluar kelas dialam terbuka  dipinggir pantai, sehingga membuat para murid  lebih Kreatif dan tidak monoton merasa Terkungkung  disuatu ruang kelas yang tertutup terus menerus sepanjang minggu.

  • Terkait dengan suasana yang tidak monoton dan Kaku ini, maka dalam fakta kenyataan hidup realita, Pola Gaya Kerja yang Nyaman bagi kita masing-masing adalah  lebih merupakan “Pilihan Hidup” dari masing-masing Individu kita untuk memilihnya. Pilihan Hidup atau “Menu Pola Gaya Hidup” yang mana yang hendak kita pilih, tentunya harus diperoleh oleh kita dalam proses kehidupan yang kita lalui, setelah kita diteksi dan telusuri secara mendalam  untuk mengetahui Pola Gaya dan Cara hidup model apa IMG00113-20120428-0920kita pilih dan merasakan paling cocok serta Nyaman bagi diri kita masing-masing didalam menjalankan kehidupannya didunia ini.

Keberanian untuk memilih dan memutuskan Gaya Hidup yang mana yang Paling Cocok dan Nyaman, yang bisa mengalir seperti air yang mengalir dari pancuran mata air dan mengalir kesungai secara lancar inilah, yang harus kita berani lakukan untuk menghindari Rasa Penyesalan bagi kita karena kita “engga pernah berani” mencoba “keluar dari Kungkungan Tembok atau Pagar yang sebenarnya kita sendiri yang “Memagari”  serta “Membendungnya” sendiri. Maka kita haruslah punya Motto ” Berani Keluar dari Kungkungan Tembok Atau Pagar Yang Kita Buat Sendiri” sepanjang hal ini adalah sesuai dengan batas rambu dari Keyakinan dan Kepercayaan  kita. 

  • Selain kita harus berani untuk mendobrak Batasan  Khayalan Tembok dan Pagar yang kita buat sendiri, maka kita akan merasakan betapa bebas dan merdeka serta luasnya dunia ini yang sebenarnya, dimana semua ini ternyata  adalah tergantung dari ” Mind Set” serta “Cara Kita Mengambil Sikap” didalam mencari Kehidupan  yang Berkwalitas dan Mengetahui Berapa Besar Potensi yang ada dalam diri kita untuk menjalankan dan mengenal kehidupan dunia ini yang tidak perlu selalu dikaitkan dengan “Nilai Materi” semata  yang masa jayanya hanyalah sesaat saja karena semua sebenarnya merupakan Ilusi kita semata.    

Jakarta, 5 Mei 2014

Agung Supomo Suleiman

Tentang Agung Supomo Suleiman

Operator Snapshot Geopolitik Artikel Hukum Bisnis - OilGasMine - Energi AGUNGSS - Pengamat -Penulis Independen - 35 Tahun Praktisi Hukum Bisnis OILGASMINE - Sumber Daya Mineral Kombinasi - Konsultan Hukum -Pengacara - Law Firm - In House Legal Counsel Huffco Viico Oil Gas, PT Freeport Indonesia - SaCo - AgsS - Independent Business Lawyer Agung Supomo Suleiman
Pos ini dipublikasikan di Tak terkategori dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar